Minggu, 26 Oktober 2008

Freemazon dan Zionis di Indonesia

Bismillahirohman ar rahman ar rahim.

Beberapa waktu lampau, mungkin sekitar 1,5 tahun yang lalu, saya membaca sebuah buku yang lumayan menarik. Buku tersebut bertajuk “Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia” yang ditulis oleh Herry Nurdi.

Saya membelinya ketika buku tersebut masih hangat dari percetakan karena belum sebulan dari bulan cetaknya. Di dalam buku itu dipaparkan banyak sekali dugaan-dugaan serta ulasan mengenai jejak zionis di Indonesia. Secara singkatnya, ada beberapa bagian dalam buku itu yang membahas tentang Lambang Zionis,

Freemason, Bintang David, dll. Hingga dalam tulisannya, Herry Nurdi menarik dugaan adanya keterkaitan antara Trans TV dengan Yahudi. Hal ini dikaitkan karena kemiripan logo Trans TV dengan Bintang David. Lihatlah gambar di bawah:

Tak berhenti di situ, Herry Nurdi juga memaparkan adanya jejak Zionis di dalam Logo Indosat. Sebagai dampak pengambil alihan saham Indosat oleh Singtel (perusahaan telekomunikasi terbesar Singapura), benih-benih zionisme pun tertanam di tubuh Indosat, termasuk penggunaan lambang yang juga berbau zionisme.

Belum berhenti di situ, berdirinya VOC di Indonesia pun juga diduga tidak lepas pengaruhnya dari Zionisme. Bangsa Yahudi Belanda sedikit-mulai sedikit mulai menanamkan pengaruh zionisme di Indonesia. Lihatlah lambang VOC yang amat mirip dengan lambang zionisme bintang David yang juga terdapat pada bendera Israel.

Dengan berbagai dugaan atau “fakta” tersebut, saya jadi sering terbayang mengenai logo-logo tertentu. Saya menjadi agak sensitif bila melihat logo. Sempat saya berpikir, apakah Suzuki dan Yamaha juga bagian dari zionisme??? karena lambang keduanya juga mirip dengan Bintang David.

Namun, yang paling membuat otak penasaran atau otak “khayalan” saya merasa agak liar dan bingung serta aneh, adalah kemiripan lambang Yahudi pada lambang salah satu partai islam di Indonesia. Saya coret-coret di atas kertas saat kuliah, dan hasilnya ‘kok mirip ya’. Demikian pikir saya. Coba deh temen-temen lihat ke bawah:

Mirip nggak ya???

Nah lho ??? Jangan emosi dulu…. Nyantai aja. Calm down…!!!

Nah sekarang saya pun juga kaget dengan “khayalan penasaran” yang “liar” setelah membaca buku Herry Nurdi tersebut. Muncul pertanyaan, “Benarkah l

ambang PKS mirip lambang Indosat?” Tentunya ini saya angkat bukan untuk memfitnah atau pun mendisk

reditkan PKS ataupun Indosat. Tetapi sekedar mengajak Anda untuk berkomentar dengan lebih dewasa. Pertanyaannya hanya “Apakah kedua lambang itu mirip atau tidak?

Jika tidak mirip, katakan saja tidak mirip dan komentar seperlunya dengan tetap menjaga kesopanan. Jika mirip, silahkan katakan mirip dan komentar seperlunya dengan tetap menjaga kesopanan. Jangan sampai Anda berkomentar yang membuat anda terkesan bodoh, emosional, dan fanatik, serta tidak kritis dan berilmu.

Anda juga perlu ingat bahwa kemiripan lambang bukan berarti kemiripan fikrah (pemikiran) di baliknya. Jadi, tetap berfikir dewasa dan bersikap sopan. Anda mungkin sudah sering melihat gambar ya


Opus Supremus, Apa Itu?


Opus Supremus adalah sebuah LSM berbentuk yayasan yang didirikan oleh beberapa orang asing bersama beberapa orang Indonesia mantan perwira TNI/Polri, ahli hukum, ulama, aktivis organisasi, dan lain-lain. Yayasan yang didirikan di Jakarta ini dibuat di hadapan Notaris Mieske Soeryanto, SH, dengan Nomor Akta 10, pada tanggal 22 Agustus 2001. Didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Nomor 250/yay/akm/2001.

Ketua Opus Supremus adalah seorang pengusaha perbankan yang bermarkas di Hong Kong, bernama Stanislav Ivanov Velinov. Ia juga mengaku sebagai agen eksklusif pabrik senjata api di China.

Selain Velinov, pendiri lainnya adalah Brigjen (Purn.) Mr. TNI-AL Soegiharto RGM, yang menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas; Kolonel (Purn.) TNI-AL Anti Soemardi, yang menjabat Kepala Intelijen; dan mantan perwira Korps Marinir TNI-AL Suyono MK, sebagai Sekretaris Jenderal. Pengurus lainnya adalah Wawas Arles, sebagai Kepala Humas, dan Eggi Sudjana sebagai Ketua Bidang Politik dan Keamanan.

Opus Supremus adalah istilah bahasa Latin, yang diterjemahkan sebagai Supreme Work atau Karya Terbaik atau Amal Soleh.

Opus Supremus dimaksudkan untuk tampil sebagai sebuah LSM anti-terorism, anti-korupsi, dan anti-pencucian uang. Sungguh tujuan mulia, apalagi Opus Supremus bertekad akan menyeret koruptor-koruptor yang lolos dari jerat hukum Indonesia ke Mahkamah Internasional di Den Haag, Negeri Belanda.

Logo Opus Supremus


image

Logo Opus Supremus sangat mirip dengan logo tradisional Freemasonry, yang dicirikan oleh adanya gambar jangka dengan kaki terbuka dan sebilah mistar siku yang terbuka ke atas, serta lazimnya tertera huruf G di antara dua kaki jangka di atas mistar siku.

Improvisasinya dapat berbagai ragam, antara lain mengganti huruf G dengan segitiga atau piramida (yang merupakan lambang Illuminati) dengan gambar mata satu (yang merupakan lambang Lucifer). Ada juga yang menambahkan sinar matahari seperti halnya pada gambar logo di atas, yang juga melambangkan Lucifer.

Jadi, tak dapat disangkal, bahwa logo Opus Supremus sebenarnya adalah lambang Freemasonry. Bandingkan logos Opus Supremus ini dengan berbagai pola dan improvisasi lambang Freemasonry. Tidak berbeda bukan?

Apakah ini merupakan pertanda lahirnya Loji Freemason Indonesia (Indonesian Freemason Lodge) secara terang-terangan?

Lambang-lambang Freemasonry


image

1. Lambang Freemasonry klasik yang pertama kali dipakai, berupa tiga pilar.
2. Lambang Freemasonry tradisional dengan berbagai improvisasinya, yang tidak berbeda dari logo Opus Dupremus.
3. Berbagai modifikasi dan improvisasi lambang Freemasonry.
4. Lambang berbagai Loji Masonik (Masonic Lodge) Amerika Serikat.
5. Lambang Freemason beserta mata satu sebagai lambang Lucifer (Dajjal).
6. Lambang Freemason juga dipakai sebagai ornamen pada bross (pin) dan gesper ikat pinggang, yang juga banyak beredar di pasaran aksesoris Indonesia.

Anagram Lambang Freemason Pada Kedua Sisi Lambang Negara Amerika Serikat (The Great Seal of the United States)


image

Terdapat kemiripan pola dasar dan hubungan struktural antara disains sisi depan (Burung Garuda) dan disains sisi belakang (Piramida Illuminati) The Great Seal dengan lambang tradisional Freemason (Jangka dan Mistar Siku). Anagram ini membentuk bidang segienam (heksagonal) terdiri atas dua segitiga (satu segitiga tegak dan satu segitiga terbalik). Apabila sudut-sudut setiap segitiga dihubungkan, maka terbentuk Bintang Segienam atau Bintang Daud (Star of David), seperti ketigabelas bintang yang terdapat tepat di atas kepala Burung Garuda The Great Seal, yang merupakan lambang identitas Yahudi. Bukankah The Great Seal benar-benar suatu karya disains cerdas dan spektakuler?

Pada sebuah wawancara dengan harian Kompas hari Jum'at, 18 Januari 2002, Velinov mengatakan, "Kami tengah mengumpulkan data yang berkaitan dengan kasus-kasus korupsi di Indonesia. Kami tidak ingin setengah-setengah, makanya harus disiapkan betul-betul sebelum kami ajukan ke Mahkamah International. Sebab, tanpa didukung bukti-bukti yang lengkap dan akurat, akan sia-sia saja."

Namun, hingga tahun 2005 ini, Opus Supremus tampaknya belum mendapatkan data yang akurat tentang kasus-kasus korupsi di Indonesia, sehingga belum ada koruptor yang diajukan ke Mahkamah Internasional.


ng diklaim sebagai langkah transformasi dari bintang David ke lambang Indosat seperti di atas. So ?????

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com