Sabtu, 29 November 2008

Mengenal Allah Lewat Akal Bagian 2

Bukti Ilmiah dan Mukjizat Al-Qur'an

Al-Qur'an diturunkan pada 14 abad yang lalu oleh Allah. Al-Qur'an bukan buku ilmiah. Akan tetapi, kitab ini mencakup beberapa penjelasan ilmiah dalam tautan keagamaannya. Penjelasan ini tidak pernah bertentangan dengan temuan-temuan ilmu modern. Sebaliknya, fakta-fakta tertentu yang baru ditemukan dengan teknologi abad ke-20 itu sebenarnya telah diungkapkan dalam Al-Qur'an 14 abad silam. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an merupakan salah satu bukti terpenting yang menegaskan keberadaan Allah.


MEMANDANG ALAM SEMESTA DENGAN KACAMATA AL-QUR'AN

Menurut data yang diperoleh pada abad ke-20, ternyata bahwa alam semesta ini menjadi ada secara tiba-tiba setelah sebelumnya tidak ada. Teori ini dikenal sebagai teori Ledakan Dahsyat (Big Bang) yang berpandangan bahwa alam semesta ini pada mulanya terjadi dengan peledakan. Kita mengkaji teori ini dalam konteks historisnya yang terdukung dengan bukti-bukti ilmiah pada Bab Dua yang berjudul "Ada dari Tiada". Pada bab ini, kita akan mengamati bagaimana Allah menyatakan kepada kita beberapa fakta ilmiah mengenai penciptaan alam semesta dalam Al-Qur'an.

Ada bukti yang sangat kuat yang mendukung teori Ledakan Dahsyat. Meluasnya alam semesta merupakan salah satunya dan bukti yang paling signifikan mengenai hal ini adalah saling menjauhnya galaksi-galaksi dan benda-benda langit. Untuk memahami dengan lebih baik, alam semesta bisa dibayangkan sebagai permukaan balon yang digelembungkan. Seperti halnya bagian-bagian permukaan balon yang saling menjauh ketika balon digelembungkan, begitu jugalah angkasa yang saling menjauh tatkala alam semesta meluas.

Dalam hal ini, mari kita rujuk ke ayat Al-Qur'an yang relevan. Pada satu ayat, berikut ini dinyatakan mengenai penciptaan alam semesta:

Dengan kekuasaan Kami membangun cakrawala, dan Kami yang menciptakan angkasa luas. (Surat adz-Dzaariyaat, 47)

Pada ayat lain yang mengacu pada langit, difirmankan:

Tidakkah orang-orang kafir mengerti bahwa langit dan bumi semula terpadu (sebagai satu kesatuan dalam penciptaan), lalu keduanya Kami pisahkan? Dan dari air Kami jadikan segalanya hidup. Tidakkah mereka mau beriman juga? (Surat al-Anbiyaa', 30)

Kata-asal "ratk" tang diterjemahkan sebagai "terpadu" di ayat ini, berarti "sesuatu yang tertutup, padat, kedap, bergabung menjadi satu dalam massa yang berat" menurut kamus-kamus Arab. Maksudnya, ini dipakai untuk dua potong yang berlainan yang membentuk entitas. Pernyataan "pisahkan" adalah kata-kerja "fatk" dalam bahasa Arab dan ini berarti memecah obyek dalam keadaan "ratk". Sebagai misal, penumbuhan benih dan tampilan pucuk-pucuknya di bumi diungkapkan dengan kata-kerja ini. Kini, mari kita lihat kembali ayat yang menunjukkan bahwa langit dan bumi itu dalam keadaan "ratk", lalu keduanya diartikan "dipisahkan" dalam artian katakerja "fatk". Maksudnya, yang satu menerobos yang lain dan membuat jalan keluarnya. Sungguh, bila kita mengingat kejadian pertama Ledakan Dahsyat, kita lihat bahwa bintik yang disebut telur kosmik itu mengandung semua bahan alam semesta. Segala sesuatu, bahkan "langit dan bumi" yang belum tercipta pun, terkandung di bintik ini dalam keadaan "ratk". Sesudah itu, telur kosmik ini meledak, kemudian semua zat menjadi "fatk".

Bila kita bandingkan ungkapan-ungkapan di ayat ini dengan bukti ilmiah, kita lihat bahwa ungkapan-ungkapan ini sangat bersesuaian. Yang cukup menarik, temuan-temuan ini belum ada sebelum abad ke-20.


PENCIPTAAN LANGIT

Steven Weinberg, pengarang buku The First Three Minutes, pernah menegaskan bahwa sepintas lalu, tampaknya langit mungkin merupakan suatu "alam tak berubah" yang kokoh. Sesungguhnya, awan-awan berarak-arakan mengejar bulan, kolong langit biru mengelilingi bintang kutub, bulan itu sendiri membesar dan mengecil dalam waktu yang lebih lama, dan bulan dan planet-planet bergerak melalui suatu bidang yang ditentukan oleh bintang-bintang. Akan tetapi, kita tahu bahwa semua ini kejadian setempat yang disebabkan oleh pergerakan dalam sistem matahari kita. Weinberg juga menambahkan bahwa di belakang planet-planet, bintang-bintang tampaknya tidak bergerak.





Demi langit yang pebuh jalan-jalan. (Surat adz-Dzaariyaat, 7)

Memang, dengan pengamatan ke arah langit sepintas lalu, kita merasa bahwa segala benda itu sangat stabil dan tetap. Namun demikian, ini tidak benar. Terdapat kegiatan besar di langit dan fakta ini, yang tak telihat oleh mata telanjang, yang telah tercatat berabad-abad yang lalu di Al-Qur'an.

Terdapat banyak ayat di Al-Qur'an yang mengacu pada langit, kebanyakan dalam bentuk jamak. Kata "samawat", yang bermakna "langit-langit", dalam bahasa Arab berarti angkasa dan atmosfir bumi.

Hal pertama yang akan kita bahas di sini adalah penggunaan kata "langit" dengan bentuk jamak. Penggunaan bentuk jamak ini merupakan salah satu dari mukjizat Al-Qur'an. Sekarang mari kita jelaskan mengapa.

Bayangkan bahwa anda keluar di udara terbuka dan mengarahkan kepala anda menujui langit. Apa yang anda lihat? Jika musim panas, anda akan melihat langit biru cerah atau beberapa awan melayang di langit; dan jika musim dingin, langit abu-abu berkabut tertutup oleh awan. Apa pun yang anda lihat, anda tidak akan mampu melihat atmosfir yang mengelilingi bumi. Anda tak akan pernah tahu bahwa atmosfir ini tersusun dari beberapa lapisan. Bahwa Al-Qur'an membuat acuan rinci ini yang tak teramati dengan mata telanjang itu merupakan sepotong bukti besar bahwa inilah kata-kata Allah:

Dia yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis; tak akan kau lihat ketidakseimbangan dalam ciptaan (Allah) Yang Maha Pemurah. Balikkanlah pandanganmu sekali lagi, tampakkah olehmu ada yang cacat? Lalu ulanglah pandanganmu sekali lagi; pandanganmu akan berbalik kepadamu, letih dan membingungkan. (Surat al-Mulk, 3-4)

Angkasa bisa dibayangkan sebagai rongga besar: rongga amat besar yang tak berbatas, suatu rongga yang mengandung bintang-bintang, planet-planet, dan benda-benda yang bergerak. Akan tetapi, angkasa itu bukan rongga itu sendiri. Angkasa merupakan suatu "sistem" yang terdiri atas berbagai bintang, sistem matahari, planet, satelit, dan komet yang semuanya tak terhitung banyaknya. Telah dinyatakan dalam Al-Qur'an bahwa langit dan angkasa diciptakan tanpa cacat dalam "tatanan besar":

Tidakkah mereka melihat langit di atas mereka? Bagaimana Kami membuatnya dan menghiasinya, dan tiada cacat padanya? (Surat Qaaf, 6)


BINTANG DAN PLANET

Mari kita amati maksud kata "bintang" dalam Al-Qur'an. Bintang-bintang yang ditunjukkan dengan kata "najm" (bintang) dan "kandil" (pelita) mempunyai dua fungsi utama seperti yang tersirat dalam ayat-ayat. Mereka sumber cahaya dan dimanfaatkan untuk navigasi.

Terutama dalam ayat-ayat yang menggambarkan hari kebangkitan, ditekankan bahwa cahaya bintang keluar dan menjadi mengecil. Untuk matahari, yang merupakan bintang juga, dipakai kata "kandil". Kata "kandil" digunakan juga bila mengacu pada bintang-bintang yang menghiasi langit. Sekalipun demikian, ada perbedaan yang amat penting ketika kata "nur" (sinar) dipakai untuk bulan. Dengan cara ini, bintang dan bukan bintang saling berbeda. Fakta ini, yang tidak mungkin diketahui 14 abad silam, merupakan satu mukjizat Al-Qur'an.

Kita telah menyebutkan bahwa fungsi-kedua bintang-bintang sebagaimana yang dirujuk dalam ayat-ayat itu merupakan pedoman navigasi. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia dapat menentukan arah dengan bantuan bintang di langit. Di semua ayat ini, kata "najm" digunakan. Sungguh, sebelum penemuan kompas, yang mempunyai peran yang sangat penting pada awal-mula penemuan geografis pada Zaman Pertengahan, navigasi hanya bisa terwujud dengan bantuan bintang-bintang pada perjalanan malam hari.

Bagaimana mungkin bahwa bintang-bintang menunjukkan arah? Ini mungkin hanya jika tersusun dalam suatu tatanan di tempat tinggal tetap mereka. Jika suatu bintang terlihat di suatu tempat pada suatu malam, dan di tempat lain pada malam lain, maka dengan ini mustahil mendapatkannya. Dalam komnteks ini, tempat tertentu yang di situ bintang-bintang muncul di langit menjadi sangat penting. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

Selanjutnya, Aku bersumpah demi tempat-tempat terbenamnya bintang-bintang, dan itu sungguh suatu sumpah yang amat besar kalau kamu tahu. (Surat al-Waaqi'ah, 75-76)


MATAHARI DAN BULAN

Ada banyak ayat dalam Al-Qur'an yang menyebut matahari dan bulan. Bila kata-kata Arab ini diselidiki, terungkaplah sifat yang menarik. Pada ayat-ayat ini, kata "siraj" (lampu) dan "wahhaj" (terang-membara) dipakai untuk matahari. Untuk bulan, kata "munir" (cerah berbinar-binar) digunakan. Sungguh, manakala matahari menghasilkan panas dan cahaya yang amat besar sebagai akibat dari reaksi nuklir di dalam, bulan hanya memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari. Ayat-ayat yang menunjukkan perbedaan ini adalah:

Tidakkah kamu lihat bagaimana Allah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis, dan membuat bulan yang bercahaya di antaranya, dan membuat matahari sebagai pelita (yang cemerlang)? (Surat Nuuh, 15-16)

Telah Kami bangun di atas kamu tujuh cakrawala dan menempatkan (di situ) cahaya yang cemerlang. (Surat an-Nabaa', 12-13)

Mahasuci Dia Yang telah menjadikan gugusan bintang di langit dan menempatkan sebuah pelita (yang cemerlang) dan sebuah bulan yang memberi penerangan. (Surat al-Furqaan, 61)

Perbedaan antara matahari dan bulan itu sungguh merupakan bukti di ayat ini. Yang satu dilukiskan sebagai sumber cahaya dan yang lain sebagai pemantul cahaya. Mustahil rincian seperti itu telah diketahui pada waktu itu. Baru berabad-abad kemudian manusia mulai mempunyai pengetahuan ini. Karena itu, fakta bahwa informasi ini telah diberikan di Al-Qur'an merupakan satu bukti bahwa Al-Qur'an diwahyukan oleh Tuhan.

Sekarang, mari kita alihkan perhatian kita ke karakteristik hebat lainnya yang terdapat pada benda-benda langit-yang merupakan pergerakan mereka di angkasa.


ORBIT YANG TERPAPAR DI AL-QUR'AN

Di atas, kita telah menyatakan bahwa benda-benda langit bergerak di angkasa. Pergerakan-pergerakan ini terkendali sepenuhnya dan semua benda bergerak dalam suatu orbit yang terhitung. Dalam Al-Qur'an, ayat-ayat tertentu mengacu pada pergerakan matahari dan bulan sebagai berikut: "Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan (secara eksak)." (Surat ar-Rahmaan, 5). "Tiada semestinya matahari menyusul bulan, dan malam tak akan mendahului siang. Masing-masing berenang dalam garis edarnya." (Surat Yaasiin, 40). Sebuah ayat lain menyatakan efek yang sama:

Dialah Yang menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing berenang dalam garis edarnya. (Surat al-Anbiyaa', 33)

Menurut sebuah teori mutakhir yang terakui, benda-benda yang padat dan sangat besar di alam semesta memaksakan kekuatan gravitasi terhadap benda-benda yang lebih kecil. Sebagai misal, bulan membuat orbit mengelilingi bumi, yang mempunyai volume yang lebih besar. Bumi dan planet-planet lain di tatasurya ini bergerak di suatu orbit mengelilingi matahari. Masih ada sistem besar lain yang dikelilingi oleh matahari di suatu orbit. Hal terpenting di semua rincian ini adalah bahwa tak satu pun dari bintang, planet, dan benda-benda lainnya di angkasa bergerak secara tak terkendali, memotong orbit lain, atau pun saling berbenturan.

Al-Qur'an mengisyaratkan pergerakan benda-benda secara serasi ini sebagai berikut:

Demi langit yang pebuh jalan-jalan. (Surat adz-Dzaariyaat, 7)

Matahari, sebagai salah satu dari trilyunan bintang di alam semesta, melakukan perjalanan lebih dari 17 juta kilometer per hari di angkasa. Perjalanan matahari ini ditunjukkan oleh Allah sebagai berikut:

Dan matahari beredar menurut waktu yang sudah ditentukan baginya; itulah ketentuan Yang Mahaperkasa, Mahatahu. (Surat Yaasiin, 38)


ATAP YANG TERJAGA BAIK

Kami jadikan langit sebagai atap yang terjaga baik, tetapi mereka berpaling dari tanda-tanda yang ada. (Surat al-Anbiyaa', 32)

Hampir semua orang pernah melihat gambar permukaan bulan. Struktur permukaan ini sangat tidak rata karena kejatuhan meteor-meteor yang tak terhitung jumlahnya. Besarnya kawah-kawah yang terbentuk dengan meteor-meteor ini merupakan karakter bulan yang paling khas. Segala stasiun angkasa atau tempat tinggal yang didirikan di permukaan bulan tanpa dengan perisai khusus akan sangat berkemungkinan untuk rata dengan tanah. Satu-satunya cara untuk mencegahnya adalah "menjaga"-nya dengan berbagai cara.

Rincian ini, yang hampir tidak pernah kita pikirkan, disediakan bagi bumi dengan cara yang sangat alamiah. Karena itu, orang-orang tidak perlu mengambil tindakan ekstra untuk bertahan hidup. Atmosfer bumi menghancurkan semua meteor besar dan kecil yang mendekati bumi, menyaring sinar yang berbahaya di angkasa dan, dengan demikian, melaksanakan proses yang vital demi kelangsungan hidup manusia.

Banyak sinar yang berbahaya-dan bahkan fatal-mencapai bumi dari matahari dan bintang-bintang lain. Sumber utama sinar-sinar yang berbahaya ini terutama adalah ledakan energi, "kobaran" di matahari, bintang terdekat dengan bumi.

Selama matahari ini bersorot, suatu awan plasma terlempar ke angkasa dengan kecepatan 1.500 km/detik. Awan plasma ini, yang tersusun dari proton yang bermuatan positif dan elektron yang bermuatan negatif, menghantarkan listrik. Ketika awan itu mendekati bumi dengan kecepatan 1.500 km/detik, awan ini mulai menghasilkan arus listrik di bawah pengaruh bidang magnet di sekeliling bumi. Di sisi lain, bidang magnetik bumi itu mengerahkan gaya pendorong terhadap awan plasma tersebut yang mengalir langsung melalui ini. Gaya ini menghentikan pergerakan awan itu dan menjaganya pada jarak tertentu. Kini, mari kita amati daya awan plasma yang "dihentikan" sebelum mencapai bumi.

Walaupun awan plasma itu tertahan oleh bidang magnetik bumi, pengaruhnya masih tercerap dari bumi. Dengan mengikuti kobaran kuat tersebut, transformer-transformer bisa meledak di saluran-saluran yang bertegangan tinggi, jaringan komunikasinya bisa putus atau gabungan jaringan listriknya bisa berhamburan.

Di suatu ledakan bintik-matahari, energi yang diluncurkan akan terhitung sama dengan 100 trilyun kali energi bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima. Limapuluh-delapan jam sesudah kobaran, aktivitas yang menonjol bisa diamati pada jarum kompas, dan panasnya melonjak sampai 2.500 C pada ketinggian sekitar 250 kilometer di atas atmosfir.


Jika 'atap yang terjaga baik' tidak ada, akan ada bencana di bumi lebih dari yang terlukis di gambar ini.

Sekalipun demikian, arus partikel lain disebarkan dari matahari dengan kecepatan yang relatif lebih rendah, kira-kira 400 km/detik. Ini disebut "angin matahari." Angin matahari dikendalikan dengan lapisan partikel bermuatan yang disebut "Lajur Radiasi Van Allen" yang dihasilkan di bawah pengaruh bidang magnetik bumi dan, dengan demikian, tidak membahayakan bumi. Pembentukan lapisan ini dimungkinkan karena karakteristik inti bumi. Inti ini mengandung logam-logam magnetik seperti besi dan nikel. Yang lebih penting adalah bahwa nukleusnya tersusun dari dua struktur yang berbeda. Inti dalamnya padat, sedangkan inti luarnya cair. Dua lapisan inti ini masing-masing berputar. Pergerakan ini menciptakan efek magnetik di logam-logam yang mengarah pada pembentukan bidang magentik. Lajur Van Allen itu merupakan perpanjangan dari bidang magnetik ini yang merentang ke jangkauan atmofir terluar. Bidang magnetik ini melindungi bumi terhadap bahaya-bahaya yang mungkin berasal dari angkasa. Angin-angin matahari tidak bisa lewat melalui Lajur Van Allen, 40.000 mil dari bumi. Bila dalam bentuk partikel-partikel yang bermuatan listrik, mereka menjumpai bidang magnetik ini, terurai dan tersebar di sekitar lajur ini.

Tepat seperti Lajur Van Allen, atmosfir bumi juga melindungi bumi dari efek-efek angkasa yang merusak. Kami menyebutkan bahwa atmosfir melindungi bumi dari meteor. Akan tetapi, ini bukan hanya ciri atmosfir. Sebagai misal, suhu minus 273 di angkasa luar, yang disebut "nol mutlak" yang akan berdampak fatal bagi orang-orang, sedangkan suhu di atmosfir bumi lebih tinggi secara permanen.

Yang lebih menarik adalah bahwa atmosfir hanya membiarkan masuk sinar-sinar, gelombang-gelombang radio, dan cahaya-cahaya yang tidak berbahaya, karena ini merupakan unsur-unsur yang vital bagi kehidupan. Sinar ultraviolet, yang hanya dibiarkan masuk sebagian oleh atmosfir, sangat penting untuk fotosintesis tanaman dan untuk kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Pancaran ini, yang terpancar dengan sangat kuat dari matahari ke bumi, disaring melalui lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian yang diperlukan saja yang mencapai bumi. Sinar matahari adalah salah satu persyaratan hidup yang paling mendasar.

Singkatnya, terdapat suatu sistem hebat yang berfungsi di bumi yang mencakup-diri dan melindunginya dari bahaya luar. Dalam Al-Qur'an, keadaan bumi yang berperisai diungkapkan dengan ayat berikut ini:

Dan Kami telah menjadikan langit (sebagai) atap yang terjaga baik; (namun) mereka berpaling dari ayat-ayat ini. (Surat al-Anbiyaa', 32)

Tiada keraguan bahwa pada abad ke-7, mengetahui perlindungan atmosfir atau pun keberadaan Lajur Van Allen adalah mustahil. Sekalipun begitu, ungkapan "atap yang terjaga baik" menjelaskan dengan sempurna perantara-perantara pelindung di sekitar bumi yang belum ditemukan hingga zaman modern. Jadi, ayat tersebut yang menyebut langit sebagai "atap yang terjaga baik" menunjukkan bahwa al-Qur'an dikirim oleh Sang Pencipta Yang berpengetahuan atas segala sesuatu.



Dialah Yang menjadikan bumi tunduk kepadamu, maka berjalanlah kalian di penjuru-penjurunya, dan makanlah dari rizqi-Nya. Dan kepada-Nya semua akan dibangkitkan. (Surat al-Mulk, 15)

RELATIVITAS WAKTU

Relativitas waktu adalah fakta ilmiah yang terbukti saat ini. Akan tetapi, hingga Einstein mengetengahkan "teori relativitas" pada awal abad 20, tak seorang pun mengira bahwa waktu bisa relatif dan bergantung pada kecepatan dan massa.

Namun ada pengecualian! Al-Qur'an telah mengeluarkan informasi tentang relativitas waktu! Tiga ayat mengenai hal ini ialah:

Mereka meminta kepadamu supaya azab dipercepat, tetapi Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Sungguh, satu hari menurut Allah seperti seribu tahun dalam perhitungan kamu. (Surat al-Hajj, 47)

Ia mengatur semua urusan dari langit sampai ke bumi, kemudian (semua itu) kembali kepada-Nya dalam satu hari, yang kadarnya seribu tahun menurut perhitungan kamu. (Surat as-Sajdah, 5)

Para malikat dan roh naik kepada-Nya pada suatu hari yang ukurannya limapuluh ribu tahun. (Surat al-Ma'aarij, 4)

Sebagai kitab yang diwahyukan pertama kali pada 610, Al-Qur'an yang menyiratkan relativitas yang sangat dini merupakan bukti lain bahwa inilah kitab ilahi.


PERPUTARAN BUMI

Bahasa Arab, bahasa pewahyuan Al-Qur'an, merupakan bahasa yang maju dan sangat kaya. Kosakatanya sangat luas dan variasi kata-katanya banyak. Karena alasan ini, beberapa kata verbal Arab tidak bisa diterjemahkan ke berbagai bahasa dengan kata tunggal. Sebagai contoh, kata "hasyiya" berarti "takut yang disertai takjub" (untuk berbagai jenis rasa takut lain dipakai kata-kata lain). Contoh lain, kata "karia" dipakai untuk mengacu pada "kemalangan yang menohok", yakni Hari Pembalasan.

Salah satu kata verbal adalah "takwir". Dalam bahasa Indonesia, ini berarti "menumpuk benda-benda seperti menumpuk kain yang terhampar". Sebagai misal, dalam kamus-kamus Arab kata ini dipakai untuk tindakan saling membungkus, dengan cara seperti surban. Sekarang mari kita lihat sebuah ayat yang menggunakan kata "takwir":

Dialah Yang menciptakan langit dan bumi dengan sebenarnya. Dia menutupkan malam ke atas siang dan menutupkan siang ke atas malam. (Surat az-Zumar, 5)

Informasi yang terdapat di ayat tersebut yang mengenai saling-bungkus antara siang dan malam itu mencakup informasi yang akurat tentang bentuk bumi. Situasi ini bisa benar hanya jika bumi ini bundar. Ini berarti bahwa dalam Al-Qur'an, perputaran bumi telah diisyaratkan.

Akan tetapi, paham astronomi tentang waktu, mencerap dunia secara berbeda. Sebagaimana yang telah kami sebutkan, lalu dikira bahwa dunia adalah planet datar dan semua penjelasan dan perhitungan ilmiah didasarkan pada kepercayaan ini. Akan tetapi, karena Al-Qur'an itu firman Allah, kata-kata yang paling benarlah yang dipakai dalam memerikan alam semesta.


FUNGSI GUNUNG

Menurut temuan-temuan geologis, pegunungan itu muncul sebagai hasil dari pergerakan dan perbenturan pelat raksasa yang merupakan kerak bumi. Pelat-pelat ini amat besar dan membawa semua benuanya. Bila dua pelat bertabrakan, yang satu biasanya tergelincir di bawah yang lain dan puing-puing di antara keduanya terangkat. Tonjolan besar di puing-puing yang terpadatkan ini membentuk pegunungan dengan terangkat lebih tinggi daripada sekelilingnya. Sementara itu, tonjolan yang merupakan pegunungan bergerak di bawah tanah selain di atas tanah. Ini berarti bahwa pegunungan mempunyai bagian yang terseret ke bawah sebesar bagiannya yang terlihat. Perpanjangan pegunungan di bawah tanah ini mencegah kerak bumi dari tergelincie pada lapisan magma atau antara lapisan-lapisannya.

Dengan penjelasan ini, salah satu dari sifat pegunungan yang paling bermakna adalah formasinya di titik-titik gabung pada pelat-pelat bumi yang tertekan bersama-sama dengan berdekatan ketika mendekat dan "memancangkan" diri. Artinya, kita bisa mempersamakan pegunungan dengan paku-paku yang merekatkan potongan-potongan kayu.

Selanjutnya, tekanan yang didesakkan oleh pegunungan terhadap kerak bumi dengan massa yang amat besar itu mencegah pergerakan magma di inti bumi dari penjangkauan bumi dan penghancuran kerak bumi. Lapisan tengah bumi, yang disebut inti, merupakan kawasan yang terbuat dari bahan-bahan yang mendidih di suhu yang mencapai ribuan derajat. Pergerakan di inti ini menyebabkan pemisahan bagian-bagian untuk tegak di antara pelat-pelat yang membereskan bumi. Pegunungan yang tegak di bagian-bagian ini menghalangi pergerakan ke atas dan melindungi bumi dari gempa bumi yang keras.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa fakta-fakta teknis ini yang ditemukan oleh geologi modern di masa kita sekarang telah terungkap dalam Al-Qur'an ribuan tahun yang lalu. Dalam suatu ayat tentang pegunungan, dinyatakan dalam Al-Qur'an:

Dia menciptakan langit tanpa tiang yang dapat kau lihat; Dia memancangkan di atas bumi gunung-gunung supaya tidak menggoyangkan kamu; dan Dia menebarkan di dalamnya binatang-binatang dari segala jenis. (Surat Luqman, 10)

Dengan ayat ini, Al-Qur'an menolak takhyul yang biasanya diakui pada waktu itu. Dengan mempunyai pengetahuan astronomis primitif seperti masyarakat-masyarakat lain pada waktu itu, orang-orang Arab mengira bahwa langit terangkat tinggi di atas gunung. (Inilah kepercayaan tradisional yang kemudian ditambahkan di Perjanjian Lama untuk menjelaskan alam semesta.) Kepercayaan ini berpendapat bahwa ada pegunungan tinggi di dua ujung bumi yang datar. Inilah "penopang" langit. Pegunungan ini dikira sebagai tiang yang menyangga langit di atas tempatnya. Ayat tersebut menolak hal ini dan menyatakan bahwa langit itu "tanpa penopang". Fungsi geologis sejati juga diungkapkan: untuk mencegah getaran. Sebuah ayat lain menekankan hal itu pula:

Dan Kami jadikan di atas bumi gunung-gunung, supaya bumi tidak bergoyang bersama mereka, dan Kami jadikan lorong-lorong lebar di antaranya, supaya mereka mendapat petunjuk. (Surat al-Anbiyaa', 31)


HUJAN

Hujan sesungguhnya merupakan salah satu dari unsur-unsur terpenting bagi kelangsungan hidup di bumi. Hujan adalah prasyarat bagi kesinambungan aktivitas di suatu kawasan. Hujan, yang membawa zat-zat yang penting bagi kehidupan, termasuk bagi manusia, disebutkan di berbagai ayat Al-Qur'an yang memberi informasi mendasar mengenai pembentukan hujan, sifat-sifat dan efek-efeknya. Informasi ini, yang belum pernah diketahui oleh orang-orang pada masa itu, menunjukkan bahwa Al-Qur'an merupakan firman Allah.

Kini, mari kita periksa informasi yang tersaji dalam Al-Qur'an perihal hujan.

Proporsi Hujan

Dalam ayat kesebelas Surat az-Zukhruf, hujan didefinisikan sebagai air yang diturunkan dengan "ukuran yang sesuai", sebagai berikut:

Ia menurunkan (dari waktu ke waktu) hujan dari langit sesuai dengan ukuran, dan Kami hidupkan dengan itu daerah yang sudah mati. Demikian juga kamu akan dibangkitkan (dari kematian). (Surat az-Zukhruf, 11)

"Ukuran" yang disebutkan di ayat ini berkaitan dengan sepasang sifat hujan. Pertama, air hujan yang jatuh di bumi selalu sama. Diperkirakan, dalam satu detik, 16 juta ton air menguap dari bumi. Angka ini sama dengan curah air yang jatuh ke bumi dalam satu detik. Ini berarti bahwa air beredar terus-menerus di suatu daur yang seimbang menurut suatu "ukuran".

Suatu ukuran lain yang terkait dengan hujan adalah mengenai kecepatan jatuhnya. Ketinggian minimal awan mendung adalah 1.200 meter. Bila jatuh dari ketinggian ini, suatu obyek yang bobot dan ukurannya sama dengan air hujan akan semakin cepat dan jatuh ke tanah dengan kecepatan 558 km/jam. Tentu saja, obyek apa pun yang membentur tanah dengan kecepatan itu akan menyebabkan kerusakan besar. Jika hujan yang terjadi itu jatuh dengan cara seperti itu, semua lahan panenan akan hancur, kawasan pemukiman, perumahan, dan mobil-mobil akan remuk, dan orang-orang tidak bisa berjalan-jalan tanpa perlindungan ekstra. Padahal, perhitungan ini hanya untuk awan setinggi 1.200 meter; ada juga awan mendung setinggi 10.000 meter. Air hujan dari tempat setinggi ini bisa memiliki kecepatan yang amat merusak.

Akan tetapi, kenyataannya tidak begitu. Dari ketinggian berapa pun, kecepatan air hujan hanya 8-10 km/jam kala menimpa tanah. Alasan untuk hal ini adalah bentuk istimewa yang mereka ambil. Bentuk istimewa ini meningkatkan pengaruh pemecah di atmosfir dan mencegah pemercepatan kala air hujan mencapai "batas" kecepatan tertentu. (Dewasa ini parasut dirancang dengan menggunakan teknik ini.)

Ini belum semua "ukuran" hujan. Untuk contoh, di lapisan atmosfir tempat berawalnya hujan, suhunya bisa turun hingga serendah 400 Celsius di bawah nol. Namun demikian, air hujan tak pernah menjadi partikel-partikel es. (Ini tentu saja berarti ancaman yang fatal untuk makhluk hidup di bumi.) Alasannya adalah bahwa air di atmosfir itu air murni. Sebagaimana yang kita tahu, air murni sulit membeku, di suhu yang sangat rendah sekalipun.


Pembentukan Hujan

Bagaimana hujan terbentuk masih merupakan misteri besar bagi orang-orang dalam waktu yang lama. Baru setelah radar cuaca ditemukan, bisa didapatkan tahap-tahap pembentukan hujan.

Pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap. Pertama, "bahan baku" hujan naik ke udara. Lalu awan terbentuk. Akhirnya curahan hujan terlihat.

Tahap-tahap ini ditetapkan dengan jelas di Al-Qur'an berabad-abad yang lalu yang memberi informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan:

Dialah Allah Yang mengirimkan angin yang menggerakkan awan; lalu Ia membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kau lihat air hujan keluar dari celah-celahnya; maka bila Ia menurunkannya kepada siapa saja dari hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki, mereka pun bergembira ria. (Surat ar-Ruum, 48)

Kini mari kita amati tiga tahap yang disebutkan dalam ayat ini.

TAHAP 1: "Dialah Allah Yang mengirimkan angin..."

Gelembung-gelembung udara yang tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan yang pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut "perangkap air".

TAHAP 2: "...dan yang menggerakkan awan; lalu Ia membentangkannya di langit sesuai dengan kehendak-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal..."

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (engan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

TAHAP 3: "...lalu kau lihat air hujan keluar dari celah-celahnya."

Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel-partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan, dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahap pembentukan hujan telah diceritakan dalam ayat-ayat Al-Qur'an. Selain itu, tahap-tahap ini dijelaskan dengan urutan yang benar. Sebagaimana fenomena-fenomena alam lain di bumi, lagi-lagi Al-Qur'an-lah yang menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan.

Menghidupkan Negeri Yang Sudah Mati

Dalam Al-Qur'an, terdapat banyak ayat yang mengundang perhatian kita pada fungsi istimewa hujan, yakni "memberi kehidupan kepada negeri yang sudah mati":

Kami menurunkan air bersih dari langit. Dengan itu Kami hidupkan negeri yang sudah mati, dan Kami beri minum segala yang Kami ciptakan, hewan ternak dan manusia yang banyak. (Surat al-Furqaan, 48-49)



Dialah Yang menurunkan air dari langit untuk minuman dan menyuburkan tumbuh-tumbuhan untuk makanan ternakmu. Ia menumbuhkan untukmu berbagai tanaman, zaitun, korma, dan anggur, dan berbagai macam buah-buahan. Sungguh dalam kejadian itu terdapat bukti bagi orang yang berpikir. (Surat an-Nahl, 10-11)

Di samping menyediakan air untuk bumi, yang merupakan kebutuhan makhluk hidup yang tak terelakkan, hujan juga mempunyai pengaruh penyuburan.

Air hujan yang mencapai awan setelah diuapkan dari laut mengandung zat-zat tertentu "yang menghidupkan" negeri yang telah mati. Air "pemberi kehidupan" ini disebut "air tensi permukaan". Air tensi permukaan terbentuk pada tingkat puncak permukaan laut yang oleh para biolog disebut "lapisan mikro". Di lapisan ini, yang ketipisannya kurang dari sepersepuluh milimeter, terdapat banyak sisa organik yang disebabkan oleh polusi zooplankton dan ganggang mikroskopik. Beberapa sisa ini menyeleksi dan menghimpun dalam lubuk mereka beberapa unsur yang amat jarang di air laut, seperti fosfor, magnesium, potasium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng, kobalt, dan timah. Air yang bermuatan "penyubur ini" terangkat ke langit oleh angin dan setelah beberapa saat kemudian jatuh ke tanah di dalam air hujan. Benih dan tanaman di bumi mendapati banyak garam metalik dan unsur-unsur yang esensial bagi pertumbuhan mereka di sini di air hujan ini. Peristiwa ini diungkapkan di sebuah ayat lain dalam Al-Qur'an:

Dan Kami turunkan dari langit air yang membawa berkah, dan dengan itu Kami tumbukan kebun-kebunan dan biji-bijian yang dapat dipanen. (Surat Qaaf, 9)

Garam-garam yang jatuh dengan hujan merupakan contoh kecil unsur-unsur tertentu (kalsium, magnesium, potasiom, dsb.) yang dipakai untuk menambah kesuburan. Logam-logam berat yang terdapat di tipe-tipe aerosol ini merupakan unsur lain yang menambah kesuburan dalam pertumbuhan dan pemproduksian tanaman.

Tanah tandus bisa dilengkapi dengan semua unsur yang esensial bagi tanaman dalam periode 100 tahun hanya dengan penyubur yang dicurahkan dengan hujan. Hutan-hutan juga berkembang dan makan dengan bantuan aerosol yang berbasis-laut. Dengan cara ini, 150 juta ton penyubur jatuh ke seluruh permukaan tanah setiap tahun. Jika tidak ada penyuburan alamiah seperti ini, maka tidak akan ada tanaman di bumi, dan keseimbangan ekologis akan cacat.

Yang lebih menarik adalah bahwa kebenaran ini, yang hanya bisa ditemukan oleh sains modern, telah diungkapkan oleh Allah berabad-abad yang lalu.


ANGIN PENYERBUKAN

Dalam Al-Qur'an, angin dinyatakan sebagai "penyerbukan":

Dan Kami tiupkan angin yang "menyerbuki", kemudian Kami turunkan hujan dari langit, yang dengan itu Kami beri kamu air (yang berlimpah). (Surat al-Hijr, 22)

Dalam bahasa Arab, kata "penyerbukan" menyiratkan penyerbukan tanaman dan juga awan. Begitu pula, sains modern telah menunjukkan bahwa angin memang memiliki kedua fungsi ini. Angin, seperti yang tersebut di atas, menyerbuki awan dengan membawa kristal-kristal yang akan mengambil bagian dalam pembentukan air hujan. Di sisi lain, angin juga menyerbuki tanaman.

Tanaman-tanaman melempar benih serbuk-sari yang mengandung sel sperma ke udara. Kebanyakan tanaman diciptakan secara ideal untuk menangkap serbuk-sari dari angin. Cemara, bunga yang bergantungan, dan beberapa tanaman lain membuat terusan yang terbuka terhadap arus udara, yang membawa benih-benih ini ke tanaman lain yang berspesies sama. Benih-benih serbuk-sari yang mengandung sel-sel sperma tiba di organ-organ reproduksi yang mensyukuri kanal-kanal ini. Serbuk-sari yang mencapai sel telur menyuburkan telur dan sehingga sel telur itu beralih menuju benih.

Kebanyakan tanaman diciptakan secara ideal untuk menangkap serbuk-sari dari angin. Cemara, bunga yang bergantungan, dan beberapa lainnya membuat terusan yang terbuka terhadap arus udara. Serbuk-sari penghasil sperma tiba di kawasan reproduksi yang mensyukuri terusan-terusan ini. Tanaman-tanaman melempar benih serbuk-sari penghasil sperma ke udara. Sesudah itu, arus udara membawa benih-benih ini ke tanaman lain yang berspesies sama. Serbuk-sari yang mencapai sel telur menyuburkan telur dan sehingga sel telur itu beralih menuju benih.


KEUNIKAN SIDIK JARI

"Sidik jari" yang terbentuk pada ujung jari dengan pola nyata pada kulit bersifat sangat unik bagi si empunya. Setiap orang yang hidup di bumi mempunyai setelan sidik jari yang berlainan. Semua orang yang hidup sepanjang sejarah juga mempunyai sidik jari yang berbeda-beda. Sidik ini tak akan berubah selama hayat seseorang kecuali jika terjadi kecelakaan besar.

Parmak izi

Sidik jari setiap orang yang pernah hidup itu berlainan.



arena itulah sidik jari diterima sebagai kartu identitas yang sangat penting dan dipakai untuk tujuan ini di seluruh dunia.

Akan tetapi, dua abad yang lalu, sidik jari tidak begitu penting, karena baru ditemukan pada akhir abad ke-19 bahwa semua sidik jari saling berbeda. Pada 1880, seorang ilmuwan Inggris yang bernama Henry Faulds menyatakan dalam suatu artikel yang diterbitkan di Nature bahwa sidik jari orang-orang tidak berubah sepanjang hayat mereka, dan bahwa terdakwa-terdakwa bisa diyakinkan dengan sidik jari yang mereka tinggalkan di permukaan benda seperti kaca.32 Pada 1884, untuk pertama kalinya seorang pembunuh ditentukan dengan identifikasi sidik jari. Sejak itu, sidik jari telah menjadi metode yang penting untuk identifikasi. Namun sebelum abad ke-19, kebanyakan orang mungkin tak pernah mengira bahwa bentuk sidik jari mereka yang bergelombang itu mempunyai makna atau merupakan catatan yang berharga.

Pada abad ke-7, Al-Qur'an menunjukkan bahwa ujung jari manusia mengandung karakteristik yang penting:

Apakah manusia mengira bahwa Kami tak akan mengumpulkan tulang-tulangnya? Ya, bahkan Kami mampu menyusun kembali ujung jari-jarinya. (Surat al-Qiyaamah, 3-4)


KELAHIRAN MANUSIA

Terdapat banyak pokok-persoalan yang disebutkan dalam Al-Qur'an yang mengundang manusia untuk beriman. Kadang-kadang langit, kadang-kadang hewan, dan kadang-kadang tanaman ditunjukkan sebagai bukti bagi manusia oleh Allah. Dalam banyak ayat, orang-orang diseru untuk mengalihkan perhatian mereka ke arah proses terciptanya mereka sendiri. Mereka sering diingatkan bagaimana manusia sampai ke bumi, tahap-tahap mana yang telah kita lalui, dan apa bahan dasarnya:

Kami telah menciptakan kamu; maka mengapa kamu tidak membenarkan? Adakah kamu perhatikan (benih manusia) yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya? Ataukah Kami Penciptanya? (Surat al-Waaqi'ah, 57-59)


Sperma yang mengelilingi sel telur...

Penciptaan manusia dan aspek-aspeknya yang luar biasa itu ditegaskan dalam banyak ayat. Beberapa informasi di dalam ayat-ayat ini sedemikian rinci sehingga mustahil bagi orang yang hidup di abad ke-7 untuk mengetahuinya. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

1-Manusia tidak diciptakan dari mani yang lengkap, tetapi dari sebagian kecilnya (sperma).

2-Yang laki-lakilah yang menentukan jenis kelamin bayi.

3-Janin manusia melekat pada rahim sang ibu bagaikan lintah.

4-Manusia berkembang di tiga kawasan yang gelap di rahim.

Orang-orang yang hidup pada zaman kala al-Qur'an diturunkan, pasti, tahu bahwa bahan dasar kelahiran berhubungan dengan mani laki-laki yang terpancar selama persetubuhan seksual. Fakta bahwa bayi lahir sesudah jangka waktu sembilan bulan tentu saja merupakan peristiwa yang gamblang dan tidak memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Akan tetapi, sedikit informasi yang dikutip di atas itu berada jauh di luar pengertian orang-orang yang hidup pada masa itu. Ini baru disahihkan oleh ilmu pengetahuan abad ke-20.

Sekarang mari kita periksa satu demi satu.

1) Air Mani

Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam Al-Qur'an :

Atau apakah mereka dijadikan tanpa ada yang menciptakan, ataukah mereka sendiri yang menjadikan dirinya? Ataukah mereka menjadikan langit dan bumi? Sebenarnya mereka tidak yakin.
(Surat ath-Thuur, 35-36)

Seperti yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal-usul ilahi.

2) Campuran di dalam Mani

Cairan yang disebut mani tidak mengandung sperma saja. Cairan ini justru tersusun dari campuran berbagai cairan yang berlainan. Cairan-cairan ini mempunyai fungsi-fungsi semisal mengandung gula yang diperlukan untuk menyediakan energi bagi sperma, menetralkan asam di pintu masuk rahim, dan melicinkan lingkungan agar memudahkan pergerakan sperma.

Yang cukup menarik, ketika mani disinggung di Al-Qur'an, fakta ini, yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern, juga menunjukkan bahwa mani itu ditetapkan sebagai cairan campuran:

Sungguh, Kami ciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, lalu Kami beri dia (anugerah) pendengaran dan penglihatan. (Surat al-Insaan, 2)

Di ayat lain, mani lagi-lagi disebut sebagai campuran dan ditekankan bahwa manusia diciptakan dari "bahan campuran" ini :

Dialah Yang menciptakan segalanya dengan sebaik-baiknya, Dia mulai menciptakan manusia dari tanah liat. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari air yang hina. (Surat as-Sajdah, 7-8)

Kata Arab "sulala", yang diterjemahkan sebagai "sari", berarti bagian yang mendasar atau terbaik dari sesuatu. Dengan kata lain, ini berarti "bagian dari suatu kesatuan". Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an merupakan firman dari Yang Berkehendak Yang mengetahui penciptaan manusia hingga serinci-rincinya. Yang Berkehendak ini ialah Pencipta manusia.


Hai manusia! Apa yang memperdayakan kau dari Tuhanmu Yang Maha Pemurah? Dia Yang telah menciptakan engkau, membentukmu dalam ukuran berbanding, dan membuat ukuran tubuhmu berimbang. Dalam bentuk rupa apa pun Ia kehendaki, Ia merakitmu.
(Surat al-Infithaar, 6-8)

3) Penentuan Jenis Kelamin Bayi

Sampai belum lama ini diperkirakan bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh gen-gen laki-laki dan perempuan bersamaan. Ilmu genetika dan mikrobiologi yang kian maju pada abad ke-20 membuktikan bahwa si perempuan tidak berperan dalam proses ini.

Dua dari 46 kromosom yang menentukan struktur manusia merupakan kromosom jenis kelamin. Kromosom-kromosom ini disebut "XY" pada pria dan "XX" pada wanita, karena bentuk kromosomnya menggambarkan huruf-huruf ini. Kromosom Y adalah kromosom yang pada khususnya membawa gen-gen laki-laki.

Pembentukan bayi berawal dengan penyatuan dua kromosom: satu dari si ayah dan satu dari si bunda. Karena yang perempuan hanya memiliki kromosom X, sel-sel reproduksinya (ova) hanya akan mengandung kromosom ini. Di sisi lain, yang laki-laki mempunyai kromosom X dan Y, sehingga setengah dari sel-sel reproduksinya (sperma) merupakan kromosom X dan setengah lainnya Y. Jika suatu sel telur menyatu dengan sperma yang mengandung kromosom X, maka keturunannya perempuan; jika penyatuannya dengan sperma yang mengandung kromosom Y, maka keturunannya laki-laki.

Dengan kata lain, jenis kelamin bayi ditentukan oleh yang mempunyai kromosom X dan Y, yaitu si laki-laki, yang menyatu dengan kromosom X dari si perempuan.

Hal ini sama sekali belum diketahui hingga penemuan genetika pada abad ke-20. Pada banyak budaya, justru diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh kondisi tubuh (kesehatan, dll.) sang ibu. Itulah mengapa wanita-wanita disalahkan bila mereka mendapatkan anak perempuan. (Keyakinan primitif ini masih lazim.)

Akan tetapi, tigabelas abad sebelum gen-gen ditemukan, Al-Qur'an mengungkapkan informasi yang menyangkal hal ini. Dalam suatu ayat dinyatakan bahwa kepriaan atau kewanitaan itu tercipta dari air mani; dengan kata lain, sumber jenis kelamin itu bukan perempuan, melainkan laki-laki.

... Dia Yang menciptakan berpasangan, jantan dan betina, dari benih kala ditempatkan. (Surat an-Najm, 45-46)

zigotZigot yang melekat di rahim dalam bentuk sepotong daging.

4) Segumpal Darah Yang Melekat di Rahim

Ketika sperma pria menyatu dengan sel telur wanita sebagaimana terpapar di atas, terbentuklah bahan dasar calon bayi. Sel tunggal ini, yang dalam biologi dikenal sebagai "zigot", akan mulai berbiak sendiri melalui pembagian dan akhirnya menjadi "sepotong daging".

Akan tetapi, zigot itu tidak menjalani masa perkembangannya dalam ruang hampa. Zigot melekat pada rahim bagaikan akar-akar yang tertancap dengan kokoh di tanah dengan sulur-sulur mereka. Melalui ikatan ini, zigot bisa memperoleh bahan-bahan yang amat penting bagi pertumbuhannya dari tubuh ibunya.

Rincian sedetail itu belum bisa diketahui tanpa pengetahuan yang mantap tentang kedokteran. Tentu saja pada empatbelas abad yang lalu belum ada orang yang mempunyai pengetahuan semacam itu. Yang cukup menarik, dalam Al-Qur'an, Allah selalu menyebut zigot yang berkembang di rahim sang ibu sebagai "segumpal darah":

Bacalah! Atas nama Tuhanmu yang menciptakan, menciptakan manusia dari segumpal darah beku. Bacalah! Dan Tuhanmu Maha Mulia. (Surat al-'Alaq, 1-3)

Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya setitik mani yang dipancarkan? Kemudian ia menjadi segumpal darah; lalu (Allah) membuat jadi bentuk yang serasi. Dan Dia menjadikannya sepasang, jantan dan betina. (Surat al-Qiyaamah, 36-39)

Makna Arab kata "gumpalan" adalah "sesuatu yang melekat di suatu tempat". Kata ini secara harfiah dipakai untuk memerikan lintah yang melekat di tubuh untuk menghisap darah. Tentu saja, inilah kata terbaik yang memungkinkan untuk memaparkan zigot yang melekat di dinding rahim dan menyerap makanannya dari situ.

Al-Qur'an mengungkap lebih banyak lagi mengenai zigot. Dengan secara sempurna melekat di dinding rahim, zigot itu mulai tumbuh. Sementara itu, rahim si ibu terisi dengan suatu cairan yang disebut "cairan amnion" yang mengitari zigot. Corak terpenting cairan amnion, tempat pertumbuhan bayi, adalah melindungi bayi dari pukulan-pukulan yang berasal dari luar. Dalam Al-Qur'an, fakta ini terungkap sebagai berikut:

Bukankah Kami ciptakan kamu dari cairan yang hina, lalu Kami tempatkan di tempat yang kukuh terlindung ? (Surat al-Mursalaat, 20-21)

Semua informasi ini yang tersaji dalam Al-Qur'an mengenai pembentukan menusia itu menunjukkan bahwa Al-Qur'an berasal dari suatu sumber yang mengetahui pembentukan ini hingga serinci-rincinya.

Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al-Qur'an merupakan firman Allah. Omong kosong sajalah pernyataan bahwa informasi yang dihasilkan oleh Al-Qur'an mengenai kelahiran itu kebetulan belaka: karena terdapat banyak rincian yang terungkap dalam Al-Qur'an dan catatan serinci itu bagaimanapun tidak mungkin "secara kebetulan" cocok dengan kebenaran.

Semua paparan Al-Qur'an itu benar karena semua ayatnya berisi firman Allah. Allah-lah Yang menciptakan dan membentuk manusia di rahim ibunya, firman-Nya-lah paparan terbaik tentang proses ini. Allah menciptakan kita semua dengan cara seperti yang terperi di awal kehidupan kita di ayat lain sebagai berikut:

Kami telah menciptakan manusia dari saripati tanah liat. Kemudian Kami jadikan dia air mani, yang tersimpan di tempat yang kukuh sekali. Kemudian mani itu Kami jadikan segumpal darah; kemudian segumpal darah Kami jadikan tulang-belulang dan tulang itu Kami bungkus dengan daging, lalu Kami kembangkan menjadi makhluk lain lagi. Maka Mahasuci Allah, Pencipta terbaik. (Surat al-Mu'minuun, 12-14)




--Selanjutnya--

Minggu, 26 Oktober 2008

Freemazon dan Zionis di Indonesia

Bismillahirohman ar rahman ar rahim.

Beberapa waktu lampau, mungkin sekitar 1,5 tahun yang lalu, saya membaca sebuah buku yang lumayan menarik. Buku tersebut bertajuk “Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia” yang ditulis oleh Herry Nurdi.

Saya membelinya ketika buku tersebut masih hangat dari percetakan karena belum sebulan dari bulan cetaknya. Di dalam buku itu dipaparkan banyak sekali dugaan-dugaan serta ulasan mengenai jejak zionis di Indonesia. Secara singkatnya, ada beberapa bagian dalam buku itu yang membahas tentang Lambang Zionis,

Freemason, Bintang David, dll. Hingga dalam tulisannya, Herry Nurdi menarik dugaan adanya keterkaitan antara Trans TV dengan Yahudi. Hal ini dikaitkan karena kemiripan logo Trans TV dengan Bintang David. Lihatlah gambar di bawah:

Tak berhenti di situ, Herry Nurdi juga memaparkan adanya jejak Zionis di dalam Logo Indosat. Sebagai dampak pengambil alihan saham Indosat oleh Singtel (perusahaan telekomunikasi terbesar Singapura), benih-benih zionisme pun tertanam di tubuh Indosat, termasuk penggunaan lambang yang juga berbau zionisme.

Belum berhenti di situ, berdirinya VOC di Indonesia pun juga diduga tidak lepas pengaruhnya dari Zionisme. Bangsa Yahudi Belanda sedikit-mulai sedikit mulai menanamkan pengaruh zionisme di Indonesia. Lihatlah lambang VOC yang amat mirip dengan lambang zionisme bintang David yang juga terdapat pada bendera Israel.

Dengan berbagai dugaan atau “fakta” tersebut, saya jadi sering terbayang mengenai logo-logo tertentu. Saya menjadi agak sensitif bila melihat logo. Sempat saya berpikir, apakah Suzuki dan Yamaha juga bagian dari zionisme??? karena lambang keduanya juga mirip dengan Bintang David.

Namun, yang paling membuat otak penasaran atau otak “khayalan” saya merasa agak liar dan bingung serta aneh, adalah kemiripan lambang Yahudi pada lambang salah satu partai islam di Indonesia. Saya coret-coret di atas kertas saat kuliah, dan hasilnya ‘kok mirip ya’. Demikian pikir saya. Coba deh temen-temen lihat ke bawah:

Mirip nggak ya???

Nah lho ??? Jangan emosi dulu…. Nyantai aja. Calm down…!!!

Nah sekarang saya pun juga kaget dengan “khayalan penasaran” yang “liar” setelah membaca buku Herry Nurdi tersebut. Muncul pertanyaan, “Benarkah l

ambang PKS mirip lambang Indosat?” Tentunya ini saya angkat bukan untuk memfitnah atau pun mendisk

reditkan PKS ataupun Indosat. Tetapi sekedar mengajak Anda untuk berkomentar dengan lebih dewasa. Pertanyaannya hanya “Apakah kedua lambang itu mirip atau tidak?

Jika tidak mirip, katakan saja tidak mirip dan komentar seperlunya dengan tetap menjaga kesopanan. Jika mirip, silahkan katakan mirip dan komentar seperlunya dengan tetap menjaga kesopanan. Jangan sampai Anda berkomentar yang membuat anda terkesan bodoh, emosional, dan fanatik, serta tidak kritis dan berilmu.

Anda juga perlu ingat bahwa kemiripan lambang bukan berarti kemiripan fikrah (pemikiran) di baliknya. Jadi, tetap berfikir dewasa dan bersikap sopan. Anda mungkin sudah sering melihat gambar ya


Opus Supremus, Apa Itu?


Opus Supremus adalah sebuah LSM berbentuk yayasan yang didirikan oleh beberapa orang asing bersama beberapa orang Indonesia mantan perwira TNI/Polri, ahli hukum, ulama, aktivis organisasi, dan lain-lain. Yayasan yang didirikan di Jakarta ini dibuat di hadapan Notaris Mieske Soeryanto, SH, dengan Nomor Akta 10, pada tanggal 22 Agustus 2001. Didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan Nomor 250/yay/akm/2001.

Ketua Opus Supremus adalah seorang pengusaha perbankan yang bermarkas di Hong Kong, bernama Stanislav Ivanov Velinov. Ia juga mengaku sebagai agen eksklusif pabrik senjata api di China.

Selain Velinov, pendiri lainnya adalah Brigjen (Purn.) Mr. TNI-AL Soegiharto RGM, yang menjabat sebagai Ketua Badan Pengawas; Kolonel (Purn.) TNI-AL Anti Soemardi, yang menjabat Kepala Intelijen; dan mantan perwira Korps Marinir TNI-AL Suyono MK, sebagai Sekretaris Jenderal. Pengurus lainnya adalah Wawas Arles, sebagai Kepala Humas, dan Eggi Sudjana sebagai Ketua Bidang Politik dan Keamanan.

Opus Supremus adalah istilah bahasa Latin, yang diterjemahkan sebagai Supreme Work atau Karya Terbaik atau Amal Soleh.

Opus Supremus dimaksudkan untuk tampil sebagai sebuah LSM anti-terorism, anti-korupsi, dan anti-pencucian uang. Sungguh tujuan mulia, apalagi Opus Supremus bertekad akan menyeret koruptor-koruptor yang lolos dari jerat hukum Indonesia ke Mahkamah Internasional di Den Haag, Negeri Belanda.

Logo Opus Supremus


image

Logo Opus Supremus sangat mirip dengan logo tradisional Freemasonry, yang dicirikan oleh adanya gambar jangka dengan kaki terbuka dan sebilah mistar siku yang terbuka ke atas, serta lazimnya tertera huruf G di antara dua kaki jangka di atas mistar siku.

Improvisasinya dapat berbagai ragam, antara lain mengganti huruf G dengan segitiga atau piramida (yang merupakan lambang Illuminati) dengan gambar mata satu (yang merupakan lambang Lucifer). Ada juga yang menambahkan sinar matahari seperti halnya pada gambar logo di atas, yang juga melambangkan Lucifer.

Jadi, tak dapat disangkal, bahwa logo Opus Supremus sebenarnya adalah lambang Freemasonry. Bandingkan logos Opus Supremus ini dengan berbagai pola dan improvisasi lambang Freemasonry. Tidak berbeda bukan?

Apakah ini merupakan pertanda lahirnya Loji Freemason Indonesia (Indonesian Freemason Lodge) secara terang-terangan?

Lambang-lambang Freemasonry


image

1. Lambang Freemasonry klasik yang pertama kali dipakai, berupa tiga pilar.
2. Lambang Freemasonry tradisional dengan berbagai improvisasinya, yang tidak berbeda dari logo Opus Dupremus.
3. Berbagai modifikasi dan improvisasi lambang Freemasonry.
4. Lambang berbagai Loji Masonik (Masonic Lodge) Amerika Serikat.
5. Lambang Freemason beserta mata satu sebagai lambang Lucifer (Dajjal).
6. Lambang Freemason juga dipakai sebagai ornamen pada bross (pin) dan gesper ikat pinggang, yang juga banyak beredar di pasaran aksesoris Indonesia.

Anagram Lambang Freemason Pada Kedua Sisi Lambang Negara Amerika Serikat (The Great Seal of the United States)


image

Terdapat kemiripan pola dasar dan hubungan struktural antara disains sisi depan (Burung Garuda) dan disains sisi belakang (Piramida Illuminati) The Great Seal dengan lambang tradisional Freemason (Jangka dan Mistar Siku). Anagram ini membentuk bidang segienam (heksagonal) terdiri atas dua segitiga (satu segitiga tegak dan satu segitiga terbalik). Apabila sudut-sudut setiap segitiga dihubungkan, maka terbentuk Bintang Segienam atau Bintang Daud (Star of David), seperti ketigabelas bintang yang terdapat tepat di atas kepala Burung Garuda The Great Seal, yang merupakan lambang identitas Yahudi. Bukankah The Great Seal benar-benar suatu karya disains cerdas dan spektakuler?

Pada sebuah wawancara dengan harian Kompas hari Jum'at, 18 Januari 2002, Velinov mengatakan, "Kami tengah mengumpulkan data yang berkaitan dengan kasus-kasus korupsi di Indonesia. Kami tidak ingin setengah-setengah, makanya harus disiapkan betul-betul sebelum kami ajukan ke Mahkamah International. Sebab, tanpa didukung bukti-bukti yang lengkap dan akurat, akan sia-sia saja."

Namun, hingga tahun 2005 ini, Opus Supremus tampaknya belum mendapatkan data yang akurat tentang kasus-kasus korupsi di Indonesia, sehingga belum ada koruptor yang diajukan ke Mahkamah Internasional.


ng diklaim sebagai langkah transformasi dari bintang David ke lambang Indosat seperti di atas. So ?????

--Selanjutnya--

Minggu, 19 Oktober 2008

Presentasi ini dari penemuan-penemuan Fahmi Basya
Matematika Al-Qur'an
Bilangan nx 19 dan Al-Quran

Sebaik-baik kamu ialah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya (H.R.Bukhari)

Tulisan ini didasarkan kepada satu ayat Al-Quran yang mengatakan ada kalanya orang beriman orang yang diberi kitab jadi yakin.bertambah imannya karena bilangan-bilangan, dan Bila paroses ini bisa kita alami, maka secara langsung kita dapat memahami apa itu Kitab dan apa itu Iman.

عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ وَمَا جَعَلْنَا أَصْحَابَ النَّارِ إِلا مَلائِكَةً وَمَا جَعَلْنَا عِدَّتَهُمْ إِلا فِتْنَةً لِلَّذِينَ كَفَرُوا لِيَسْتَيْقِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَيَزْدَادَ الَّذِينَ آمَنُوا إِيمَانًا وَلا يَرْتَابَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ وَالْمُؤْمِنُونَ ِ ِ

Padanya sembilan belas. Dan tidak kami jadikan penjaga neraka, melainkan malaikat , dan tidak kami jadikan bilangan mereka melainkan cobaan untuk orang-orang kafir, agar yakin orang yang diberi kitab, dan bertambah iman orang yang beriman, dan tidak ragu-ragu lagi orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang beriman. (Al-Quran, surat Al-Muddats-tsir, ke 74 ayat 30-31)

Secara sederhana, ayat di atas tentu mengatakan bahwa setelah orang beriman diberi tahu bahwa bilangan malaikat penjaga neraka itu adalah sembilan belas, lantas bertambah iman mereka, dan secara teknis tidak demikian. Hal itu karena orang yang tidak tahu Al-Quran tidak akan pernah tahu Kitab, orang yang diberi kitab jadi yakin. Tetapi, dan tidak akan pernah tahu Iman, seperti dikatakan kepada Nabi Muhammad saw:

وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلا الإيمَان

Dan seperti itu kami wahyukan kepada mu RUH dari urusan kami, padahal engkau tidak tahu (tadinya) apa itu Kitab dan apa itu Iman. (Al-Quran, surat Asy-Syura, ke 42 ayat 52)

Maka Nabi pun kemudian mewasiatkan kepada kita :

"Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan. Tidak kamu akan tersesat selama berpegang kepada keduanya. Kitab Allaahh dan Sunnah Rasul Allah". (H.R.Muslim)

Bilangan 19 & Al-Quran

Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Quran, maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali lipat. (H.R.Attarmidzi)

Paling tidak pernyataan itu mengingatkan kita untuk tidak menyepelekan Al-Quran,walau hanya sebuah huruf tanpa makna. Misalnya ketika kita membaca surat ke 50. Di awal surat itu ada huruf "Qof" dan dibaca "qof", bahkan surat ini bernama "surat Qofâ". Tetapi tidak ada ukuran kebenaran untuk mengatakan seseorang telah dengan benar menafsirkan arti huruf itu. Walau begitu, kita tetap membacanya Mengapa ?. Ada pahalanya.

Inilah sesuatu rahasia dalam ibadat ritual dalam Islam, seperti mencium hajar aswad misalnya, tentu dipahalai, karena mengikuti sunnah Rasul.

Sesungguhnya hajar aswad itu adalah sebutir yaqut (batu permata) di antara yaqut-yaqut sorga. Kelak pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan dua mata serta sebuah lidah, yang dengannya ia berbicara dan bersaksi untuk siapa yang dengan kebenaran dan ketulusan hati pernah menyentuhnya (Hadits,Tarmidzi, dan dishahihkan oleh Nasa-iy dari Abdullah bin Abbas)

Atau sholat di makam Ibrahim. Baik Maqom Ibrahim maupun batu hitam (hajar aswad), dua-duannya barang bersejarah sebagai bukti, ayat dan tanda kebenaran. Dengan terkaitnya mereka dengan 'ibadah ritual, makamerekapun akan dipelihara, selama ummat itu masih ada. Seandainya hajarul aswad tidak dicium Nabi, mungkin sekarang sudah tidak kita lihat lagi. Maka dengan demikian kita telah kehilangan satu ayat, sebelum sempat menelitinya. Demikian juga dengan huruf tadi. Bisa jadi kitakehilangan sebuah huruf qof pada surat Qof, lantaran tidakdipahalai untuk membacanya. Maka kita kehilangan huruf itu sebelum sempat menelitinya.

Dikaitkannya sesuatu yang dipelihara dengan 'ibadat ritual, merupakan satu cara penjagaan yang paling mudah. Maka itu dikatakan :

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُون

Sesungguhnya kami yang menurunkan Al Qur'an, Dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya. (Al-Quran, surat Al-Hijir (Batu) ke 15 ayat 9)

Dapatkah Al-Quran dipelihara tanpa memelihara bekas tempat berdiri Ibrahim, padahal di dalam Al-Quran dikatakan agar ummat Islam menjadikan sebagian dari bekas tempat berdiri Ibrahim itu sebagai tempat sholat ?.

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّىِ

Dan jadikanlah sebagian dari tempat berdiri Ibrahim Sebagai tempat sholat (Al-Quran, surat Al-Baqarah, ke 2 ayat 125)

Akhirnya dapat dikatakan bahwa memelihara Al-Quran, juga memelihara sarana yang terkait.

Bahkan segala sesuatu telah dipelihara

إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ

Sesungguhnya Rabbiku menjaga tiap sesuatu (Al-Quran, surat Hud, ke 11 ayat 57)

BILANGAN n x19 PADA AL-QURAN

1. Kembali ke huruf Qof, ternyata semua huruf qof pada surat ke 50 dalam Al-Quran itu jumlahnya 57, dimana 57 =3 x 19.

2. Surat ke 42 di dalam Al-Quran juga dibuka dengan huruf Qof, dan Qof padanya juga 57 = 3 x 19. Surat ini selain dibuka Ha Mim, di ayat ke 2 nya dibuka dengan tiga huruf. Yaitu 'Ain Sin Qof.

عسق

Huruf 'ain-nya = 98
Huruf sin-nya = 54
Huruf Qof-nya = 57
__________________________ +
Jumlah = 209 = 11 x 19

3. Memang ada 7 surat dalam Al-Quran yang dibuka dengan huruf Ha Mim.
No Surat ke Jumlah Ha nya Jumlah Mim nya

_________________________________________________
1 40 Al-Mu’min
64 380
2 41 Fush-Shilat
48 276
3 42 Asy-Syura
53 300
4 43 Az-Zukhruf
44 324
5 44 Ad-Dukhan
16 150
6 45 Al-Jatsiyah
31 200
7 46 Al-Ahqof
36 225
__________________________________________________ +
Jumlah nya 292 + 1855 = 2147 =113 x 19

4. Tabel lain yang menarik ialah :
No Surat ke Hha Tho Sin Mim Surat dibuka huruf:

______________________________________________________

1 19 175 ----- ---- -----Kaf Hha Ya 'Ain Shod

2 20 251 28 ---- ------ Tho Hha

3 26 ----- 33 94484 Tho Sin Mim

4 27 ----- 27 94 ----- Tho Sin

528 ----- 19 102460 Tho Sin Mim

_____________________________________________________ +

Jumlah nya 426 + 108 + 290 + 944 = 1767 = 93 x 19

5. Surat ke 19 dibuka lima huruf ( Kaf Hha Ya' Ain Shod)

كهيعص ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا

Kaf nya = 137

Hha nya = 175

Ya nya = 343

'Ain nya = 117

Shodnya = 26

___________________+

Jumlah = 798 = 42 x 19

6. Surat ke 7 dibuka 4 huruf (Alif Lam Mim Shod)

المص كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ فَلا يَكُنْ فِي

Alif nya = 2529

Lam nya = 1530

Mim nya = 1164

Shod nya = 94

___________________________+

Jumlah = 5320 = 280 x 19

7. Surat ke 38 (surat Shod) dibuka dengan huruf Shod

ص وَالْقُرْآنِ ذِي الذِّكْرِ

Surat ke 38 shod nya = 29

Surat ke 19 shod nya = 26

Surat ke 7 shod nya = 97

_______________________________+

Jumlah = 152 = 8 x 19

8. Surat ke 13 dibuat 4 huruf ( Alif Lam Mim Ra)

المر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ وَالَّذِي أُنْزِلَ

Alif nya = 605

Lam nya = 480

Mim nya = 260

Ra nya = 137

___________________________+

Jumlah = 1482 = 78 x 19

9. Jadi :

Surat ke 19 (Kaf Hha Ya' Ain Shod) nya = 42 x19

Surat ke 13 (Alif Lam Mim Ra) nya = 78 x19

Surat ke 7 (Alif Lam Mim Shod) nya = 280 x19

____________________________________________________+

Jumlah = 400 x 19

10. Bilangan 7600 ini mengingatkan kita kepada dengan bilangan 76. Bilangan 76 itu adalah nomor surat yang bernama AL-INSAN yang berarti MANUSIA di dalam Al-Quran.

Ternyata bilangan 76 itu benar-benar ada di dalam diri manusia, yaitu ruas jari dan tapak tangan manusia = 19 ruas. Demikian juga kaki.

19 + 19 + 19 + 19 = 76

11. Dan kalimat yang mengawali Al-Quran dan bahkan hampir semua surat diawali dengan kalimat itu, jumlah huruf ternyata 19. Yaitu kalimat :

FLYING BOOK:

Kalimat ini pernah terbang dari Lembah Semut ke Negeri Sabaa', ketika Nabi Sulaiman menulis surat kepada Ratu Saba' dan surat itu dibawa oleh burung Hud-Hud. Oleh Ratu sabak kalimat ini disebut KITAB (Book).

Akibatnya haruslah ada kalimat ini pada surat ke 27 pada ayat 30-nya. Maka dengan demikian surat ke 27 memiliki 2 buah kalimat ini, pada pembukaan surat dan pada ayat 30-nya.

12.Sepertinya Al-Quran telah dapat jatah kalimat itu sebanyak suratnya, yaitu 114 = 6 x 19. Kalimat yang dimaksud Bismillaahhirrahmaanirrahiim

Dan karena pada surat ke 27 dibutuhkan 2 buah sehubungan kisah Nabi Sulaiman berkirim surat itu, maka diambillah kalimat ini di salah satu surat lain. Ternyata surat lain yang dipilih adalah surat ke 9 (surat At-Taubah) yang sekarang kita saksikan tidak diawali dengan kalimat Bismillaahhirrahmaanirrahiim.

Ada apa dengan 9 dan 27 ?

09,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27

01,02,03,04,05,06,07,08,09,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19

Dari 9 s/d 27 ada 19 bilangan.

13. Kata Allah di dalam Al-Quran ada sebanyak 2689 = 142 x 19

14.Kata Ar-Rahman yang mengenai Allaahh saja dan pada ayat bernomor (ayat Al-Quran ada yang tidak pakai nomor, misalnya pada kalimat Bismillaahhirrahmanirrahiim pembuka, tidak pakai nomor ayat , tetapi ia ditulis di permulaan pada permulaan surat) ada sebanyak 57 = 3 x 19

15. Kata Ar-Rahiim yang mengenai Allaahh saja dan pada ayat bernomor ada sebanyak 114 = 6 x 19

16. Kata Ismu yang mengenai Allah saja dan pada ayat bernomor ada sebanyak 19 = 1 x 19

17. ISMU ALLAH AR-RAHMAN AR-RAHIM

1x19 142 x19 3 x19 6 x19

1.

1 + 142 + 3 + 6 = 152 = 8 x 19

18. Surat YA SIN , surat ke 36 pada Al-Quran dibuka dua huruf YA SIN.

يس وَالْقُرْآنِ الْحَكِيمِ

Ya nya = 237

Sin nya = 48

_________________________+

Jumlah = 285 = 15 x 19

2

19 Tengah-tengah Al-Quran yang biasa diberi warna merah pada tulisan Al-Quran lama, berada pada kata WAL YATALATHTHOF, adalah pada ayat ke 19 pada surat GUA (Al-Kahfi).

Ada 5 surat dibuka Alif Lam Ra saja pada Al-Quran

No Surat ke Alif Lam Ra Jumlah = n x 19

________________________________________________

1 10 1319 + 913 + 257 = 2489 = 131 x 19

2 11 1370 + 794 + 325 = 2489 = 131 x 19

3 12 1306 + 812 + 257 = 2375 = 125 x 19

4 14 493 + 323 + 96 = 912 = 48 x 19

5 15 485 + 452 + 160 = 1197 = 63 x 19

Contoh tampilan Alif Lam Ra pada surat ke 12 misalnya :

الر تِلْكَ آيَاتُ الْكِتَابِ الْمُبِينِ



Masih ada beberapa point lagi, insya Allah bersambung...
Posted at 11:42 am by khadafi
Sudah ada 1 komentar |


--Selanjutnya--
Template by : kendhin x-template.blogspot.com